Minggu, 05 Februari 2006

Kenikmatan Yang Lenyap Begitu Cepat

Seorang ibu tua rabun yang mencari kebahagiaannya dengan menyulam tiap pagi di teras rumahnya. Banyak sekali orang yang lalu lalang melewati rumah ibu itu. Ada bebarapa orang yang ingin melihat hasil sulamannya, setelah melihatnya dia pergi tanpa ada kata apapun.

Dari sekian banyak orang yang lalu lalang, ada empat pemuda yang memperhatikan sulaman si ibu. pemuda pertama saat melihat hasil sulaman si ibu tua yang rabun, dia berkata "sulaman ibu tidak terlalu bagus, coba ibu perbaiki yang ini dan itu", pemuda pertama ini sering menghampiri si ibu untuk terus memberikan masukannya.

Pemuda kedua saat melihat sulaman si ibu, dia berkata "sulaman ibu bagus, coba teruskan dengan semangat ibu yang ada", pemuda kedua inipun sering menghampiri si ibu untuk terus memberikan semangatnya.

Pemuda ketiga saat melihat hasil sulaman si ibu tua, dia hanya berguman, namun si ibu tahu pemuda yang ketiga ini ahli dalam menyulam, karenanya si ibu mengharapkan kesediaannya jika si ibu berbuat keliru dalam menyulam agar cepat diingatkan, pemuda ini mulai memperhatikan si ibu dari jarak jauh.

Pemuda keempat saat melihat hasil sulaman si ibu tua, dia berkata " sulaman ibu jelek sekali, sebaiknya ibu hentikan kebiasaan ibu yang buruk itu", si ibu tua sangat kecewa, namun ketiga pemuda lainnya memberikan motivasi bahwa sulaman ibu untuk setingkat ibu yang sudah tua dan rabun cukup bagus.

Karena mendapatkan dorongan yang kuat dari 3 pemuda itu. Si ibu terus berusaha memperbaiki sulamannya, dan dia mulai merasakan kenikmatan dari tiap jahitan jarum yang ada pada sulamannya. Lama kelamaan hasil sulamannya cukup bagus, dan orang-orang yang dulu lalu lalang mulai memperhatikannya. Si ibu tua bangga dan dia mulai menunjukkan kesetiap orang yang baru dikenalnya agar mampir dan melihat sulamannya yang sangat bagus menurut si ibu.

Karena tahu sulaman si ibu mulai membaik dan didukung oleh pendapat para pengunjungnya, maka pemuda ke empat mengundang seorang kaisar yang cerdas dan kaya agar menghancurkan si ibu tua rabun itu. Lalu dengan akal liciknya si kaisar yang cerdas dan kaya itu mampir di malam hari ke rumah gubuk reyot si ibu tua, lalu dia menanyakan hasil sulamannya. Si ibu dengan bangga memperlihatkan padanya. Dengan otaknya yang cerdas dari si kaisar dia ingin melihat lebih jelas permukaan sulaman ibu itu, dengan bangganya lalu si ibu tua menyalakan korek api dan didekatkan lebih menempel ke hasil sulamannya agar si kaisar bisa melihat lebih jelas. Tapi seperti yang kita perkirakan sulaman itu langsung terbakar hangus. Dan kaisarpun pergi secara berlahan tanpa banyak kata.

Si ibu menangis dengan kehancuran sulaman yang dibanggakannya, dia menyesal mengapa menunjukkan sulamannya itu ke seorang kaisar yang tidak benar-benar berniat melihat kebagusannya. Si ibu sedih, dia harus memulai sulamannya dari awal kembali, namun kenikmatan yang dirasakan saat menyulam sudah hilang dari hatinya. Dia menangis bukan karena nikmatnya menyulam namun dia menangis karena kenikmatan menyulamnya telah hilang di hatinya. Si ibu berencana untuk menghentikan sulamannya, kemudian si ibu membaca QS. Adz Dzaariyaat (51) ayat 51-60:

'Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia itu adalah seorang tukang sihir atau orang gila"

Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. Maka berpalinglah kamu dari mereka, dan sekali-kali tidak tercela.

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat KokohMaka sesungguhnya untuk orang-orang zalim ada bahagian (siksa) seperti bahagian teman-teman mereka (dahulu); maka janganlah mereka meminta kepada-Ku menyegerakannya.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hari yang diancamkan kepada mereka'-------

Si ibu tua yang rabun hanya bisa sedih membaca kitab suci ini karena si ibu tidak lagi merasakan kenikmatan di hatinya saat dia menyulam, dia menangis karena hilangnya kenikmatan itu. Dan dia mulai menyulam lagi dengan penuh keterpaksaan agar suatu saat bisa kembali menikmati kenikmatan di hatinya, tapi sayang seribu sayang si ibu tidak tahu kapan kenikmatan di hatinya bisa datang kembali pada dirinya....

-Gantira- Wollongong Australia