Jumat, 05 Mei 2006

Ternyata Aku Telah Jatuh Cinta Lagi

Seorang kakek tua yang baru menikah, tanpa di temani oleh istri tercintanya berkelana ke sebuah pulau yang cukup besar. Di pulau itu dia hidup sendirian pada sebuah rumah yang cukup mewah menurut dirinya.

Di pulau yang baru itu, dia diwajibkan untuk selalu mengikuti rapat besar yang diadakan seminggu sekali. Dimana rapat tersebut dihadiri oleh para pemuda yang menggunakan bahasa dari generasi modern, dengan pemimpin rapatnya seorang pemuda asli dari pulau tersebut.

Setiap mengikuti rapat itu, si kakek agak kesulitan mengikuti bahasa yang digunakan oleh generasi modern tersebut. Dia berpikir kalau rapatnya seminggu skali maka akan lama untuk menyesuaikan telinganya dengan suara yang baru baginya. Awalnya dia mengharapkan kedatangan istri tercintanya supaya bisa berlatih tiap detik dengan bahasa generasi anak muda tersebut. Namun sayang istri tercintanya masih menunggu perahu yang akan membawanya ke pulau tersebut.

Setelah lama berpikir, akhirnya si kakek teringat akan suatu daerah tandus. Dimana disana terdapat sekelompok anak muda yang sering berkumpul lima kali dalam satu hari. mereka terus menerus mencangkul tanah yang tandus itu agar bisa menjadi lebih subur bagi hati mereka.

Setelah mengetahui bahwa di tanah tandus itu banyak pemuda yang menggunakan bahasa yang modern. Si kakek gembira skali karena dia telah menemukan solusi untuk meningkatkan pendengarannya terhadap bahasa yang aneh baginya. Dia mulai ikut menggali tanah yang tandus tersebut dengan tujuan utama berkomunikasi dengan sekelompok pemuda yang ada disana.

Hari demi hari berlalu, namun ada suatu keanehan yang terjadi pada diri si kakek. Dia merasakan suatu kenikmatan lain yang dirasakan hati si kakek pada saat dia mencangkul tanah yang tandus itu. Dia akhirnya lupa akan tujuan utamanya, dia mulai terbenam dalam kenikmatan yang luar biasa. Meskipun si kakek kadang-kadang bercakap dengan sekelompok pemuda itu. Tapi bagi si kakek percakapan itu bukan tujuan utama lagi. Tujuan utamanya beralih menjadi merasakan kenikmatan setiap cangkulan pada tanah tandus tersebut.

Meskipun di pagi hari yang sangat dingin dan menggetarkan badannya dimana hanya sedikit para pemuda yang datang pada saat itu. Si kakek tetap mendatanginya tanpa peduli ada tidaknya pemuda yang ingin diajaknya berbicara, sebab dia begitu merindukan dan menikmati setiap cangkulan pada tanah tandus tersebut. Karena begitu nikmatnya setiap cangkulan tersebut, si kakekpun mulai mencangkul di rumahnya pada tengah malam dan juga pada pagi hari. Si kakek baru sadar ternyata cangkulan di malam hari dan pagi hari sama nikmatnya dengan mencangkul lima kali dalam sehari di daerah tandus tersebut.

Di daerah tandus tersebut, ada seorang pemimpin yang selalu memberikan nasihat dalam satu minggu sekali dengan menggunakan bahasa modern. Ada salah satu nasehat yang begitu bermakna bagi si kakek tersebut yaitu "janganlah pernah merasa diri ahli surga dan jangan pernah pula mencap orang lain yang tidak melakukan cangkulan itu ahli neraka, sebab kita tidak tahu nasib kita pada saat meninggal nanti, semuanya bisa berbalik 180 derajat, namun yang perlu kita harapkan hanyalah berdoa dan berharap agar kita ditakdirkan menghembuskan napas terakhir dalam keadaan mencangkul tanah yang tandus".

Si kakek selalu merenungi nasihat pemimpin dari para pemuda yang sering mencangkul di tanah tandus tersebut, dan diapun membaca kitab sucinya:

Q.S. Al-Ankabuut(29)
Ayat 56:
"Hai hamba-hambaKu yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja."

Ayat 58-59
"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakal kepada Tuhannya"

Ayat 60
"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Asy-Syams ayat 7-10,
''Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.''

Setelah membaca kitab sucinya, si kakek mengatakan dalam hati "Ternyata Aku Telah Jatuh Cinta Lagi"

-Gantira- Wollongong Australia

Tidak ada komentar: